Sistem Terner Cair-Cair
Nama:
Angelia Heberina Ompusunggu
NIM:
F1C121040
Kelas:
R-02
Sistem Terner Cair-Cair
Diagram kesetimbangan fase adalah
suatu kurva yang mencatat pengaruh suhu, tekanan, komposisi dan jumlah fase
yang ada dalam suatu sistem kesetimbangan. Jumlah dan jenis fase yang ada pada
beberapa kondisi tergantung dari jenis dan sifat senyawa organik yang ada
didalamnya. Bila kondisi tekanan konstan, atau efek tekanan dapat diabaikan,
maka kesetimbangan cair-cair sistem biner dapat lebih mudah digambarkan dalam
suatu diagram kelarutan, yaitu plot antara T vs x1. Kurva-kurva hinodal yang
ada menunjukkan adanya komposisi-komposisi dari fase yang timbul bersamaan.
Komposisi pada campuran tiga komponen atau sistem terner ditampilkan dalam
bentuk diagram segitiga sama sisi dengan satuan tinggi yang equivalent dengan
jumlah komposisinya. Komposisi masing-masing fase dalam kesetimbangan
dihubungkan dengan suatu garis yang disebut dengan tie lines atau connodals.
Sistem terner tipe satu memiliki satu pasang zat yang tidak saling larut
(immiscible) dan dua pasang zat yang saling larut (miscible). Untuk
kesetimbangan sistem terner dari campuran water propanoic acid methyl ethyl
ketone merupakan sistem tipe satu( Wardhono,2009).
Untuk sistem tiga komponen. F-5-P,
sehingga variasinya dapat mencapai 4. Dengan menjaga temperatur dan tekanan
tetap, masih ada dua derajat kebebasan (fraksi mol dan komponen). Salah satu
cara terbaik untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem
komposisi digunakan diagram fase segitiga. Fraksi mol tiga komponen dari sistem
terner (C-3) sesuai dengan XA + XB+XC− 1 Diagram fase yang digambarkan sebagai
segitiga sama sisi menjamin dipenuhinya sifat ini secara otomatis, sebab jumlah
jarak ke sebuah titik di dalam segitiga sama sisi yang diukur sejajar dengan
sisi-sisinnya sama dengan panjang pada sisi segitiga itu yang dapat diambil
sebagai satuan panjang (Atkins, 1999).
Pada sistem yang terdiri dari tiga
komponen tetapi satu fase dan sistem tidak
terkondensasi maka F=3-1+2=4. Empat derajat kebebasan tersebut adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi dari 2 komponen.
Jika kita menganggap sistem terkondensasi dan suhu dibuat tetap (konstan), maka
F=2, sehingga dapat dibuat diagram bidang untuk menggambarkan kesetimbangan
fase. Oleh karena itu, berkaitan dengan segitiga komponen maka lebih baik
menggunakan kertas grafik segitiga. Diagram segitiga sistem tiga komponen
disebut juga dengan sistem terner. Dalam
sistem terner, setiap sudut segitiga menunjukkan bobot segitiga 100% dalam satu komponen (A, B, atau
C). Sisi segitiga menunjukkan campuran dua komponen dari tiga kemungkinan
kombinasi A, B, dan C. Daerah di dalam segitiga menunjukkan seluruh kemungkinan
kombinasi A, B, dan C untuk memberikan sistem tiga komponen. Jika satu garis
ditarik dari titik sudut ke sisi hadapannya, maka seluruh sistem terner akan
mempunyai rasio tetap dari dua komponen (Sopyan et al., 2018).
Proses perpindahan massa ekstraksi
cair-cair dalam kolom isian terjadi akibat adanya kontak antara fase kontinu
dan fase dispersi yang dialirkan secara berlawanan. Berbagai macam ukuran dan
jenis irisan yang digunakan dalam kolom menyebabkan luar permukaan kontak
menjadi lebih besar dan waktu kontak semakin lama, sehingga terjadi peningkatan
proses perpindahan massa. Metode ini bertujuan untuk mengamati dinamika
pergerakan tetesan dengan cara mengelompokkan ukuran diameter tetesan
berdasarkan pada rezim aliran yang di waktukan dengan bilangan Re dan
mempelajari perpindahan massa pada ekstraksi cair-cair dalam kolom isian yang
didasarkan ukuran diameter tetesan yang dipengaruhi laju aliran dan jenis
isian. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar laju alir fase dispersi dan
ketinggian dari bagian bawah atau distributor maka tetesan yang didapatkan
semakin kecil, dengan jumlah yang semakin banyak. Hal ini menyebabkan kenaikan
yang signifikan terhadap koefisien perpindahan massa keseluruhan. Ekstraksi
cair-cair merupakan metode pemisahan fase cair pelarut yang tidak saling
melarut (Mirwan dan Arrono, 2018).
Ekstraksi cair/cair (LLE) merupakan proses pemisahan fisika, yang memisahkan konstituen larutan melalui kontak dengan cairan lain yang tidak saling larut. Konstituen tersebut tidak akan berubah secara kimiawi. Penerapan ekstraksi cair cair terutama dilakukan untuk mengolah fenol dari air limbah seperti pada industri pengilangan minyak, coke-oven, dan resin fenolik. Pelarut yang biasa digunakan antara lain benzen, toluen, isopropyl ether, dan methyl isobutyl ketone. Fenol yang telah berpindah ke fase pelarut dapat diambil lagi dengan menggunakan kostik soda (Kusumastuti, 2007).
Diagram fasa merupakan cara mudah
untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan. Contoh khas
diagram fasa tiga komponen air, kloroform, dan asam asetat. Dalam diagram fasa
bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk
maupun keluar dari sistem ini. Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform
oleh karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan
kelarutan air dalam kloroform. Penambahan asam asetat berlebih lebih lanjutakan
membawa sistem bergerak ke daerah atau satu fasa (fase tunggal). Namun demikian
saat komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua lapisan maupun
sedikit. Setelah penambahan asam asetat diteruskan, pada saat akan menjadi satu
fasa yaitu pada titik P.titik P disebut pleit point atau titik jalin yaitu semacam titik kritis
(Milama, 2014)
Sistem terner cair-cair merupakan
suatu bentuk penentuan perbandingan komponen jumlah komponennya. Diagram sistem
terner cair-cair pada percobaan ini diuji coba pada air- klorofom-asam cuka.
Dengan menggunakan Kaidah Gibb untuk menentukan kedudukan sistem. Dengan
mengetahui massa dari masing-masing zat, akan kedudukan dalam sistem dapat
ditentukan dan ditetapkan pada titik tertentu. Dalam percobaan ini hal yang
ingin dicapai adalah menggambarkan diagram terner cair-cair antara
air-kloroform-asam cuka dan menentukan garis dasi (tie line). Komposisi diagram
terner cair ini didapatkan dengan mencampurkan ketiga komponen dengan
perbandingan tertentu sehingga diperoleh suatu persentase masing-masing
komponen dalam senyawa. Sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan tetap
mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem
ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi
yang disebut diagram terner. Jumlah fasa dalamsistem zat cair tiga kompoen
tergantung pada daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan.
Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian.Penambahan
zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut
A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya
saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut
sempurna.Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu
tetap dapat digambarkan pada suatu diagram terner. Prinsip menggambarkan
komposisi dalam diagram terner dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar1. Diagram Fasa Klorofom-Asam Asetat- Air
(sumber: https://id.scribd.com/document/436556211/Kuliah-2-3-Diagram-Segitiga-Dan-Kesetimbangan-Cair-Cair)
Daftar Pustaka
Atkins,
P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid II Edisi Ke 4, Erlangga. Jakarta.
Kusumastuti, A.
2007. Studi Komparasi Metode Ekstraksi Cair-cair dengan Metode Membran Cair
Emulsi pada Pemulihan Fenol dari Air Limbah. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Milama, Burhanudin
2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: UIN PIPA FITK-Press.
Mirwan, A., dan D.
Arrono. 2018. “Dinamika Tetes Ekstraksi Cair-Cair Sistem Air-Metil Etil Keton
(MEK)-Heksan Dalam Kolom Isian”. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. Vol. 9(3):
99-105.
Sopyan, I., N. Wathoni., T. Rusdiana, dan D. Gozali. 2018. Karakterisasi Sediaan Padat Farmasi. Yogyakarta: Deepublish.
Wardhono, E.Y.
2009. Liquid-Liquid Equilibrium Ternary System For Water and Propanoic Acid
Methyl. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Untirta-Banten.
Komentar
Posting Komentar