Kinetika Adsorpsi
Kinetika adsorpsi merupakan salah
satu aspek yang sering diteliti untuk mengevaluasi karakteristik dari adsorben
yang dipakai terutama dalam rehabilitasi lingkungan. Ada banyak molekul
genetika adsorpsi yang telah dikembangkan untuk dapat digunakan sebagai sarana
memprediksi laju absorpsi suatu atmos pada adsorben tertentu. Arang aktif
merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Kondisi pH
yang semakin tinggi menyebabkan penurunan kapasitas adsorpsi. Waktu interaksi
yang cukup diperlukan orang aktif agar dapat mengadsorpsi logam secara optimal.
Semakin lama waktu interaksi maka semakin banyak logam yang terasopsi karena
semakin banyak kesempatan partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan logam
hal ini menyebabkan semakin banyak logam yang terikat di dalam pori-pori arang
aktif. Tetapi apabila adsorbennya sudah jenuh waktu interaksi tidak lagi
berpengaruh. Tipe isotherm adorpsi dapat digunakan untuk mengetahui mekanisme
adsorpsi arang aktif. Adsorpsi fase pada cair biasanya mengandung tipe
freundlich dan langmuir. Ikatan yang terjadi antara molekul adsorbat dengan
permukaan adsorben dapat terjadi secara fisisorpsi dan himisorpsi. Penentuan
penggunaan model isoterm adsorpsi yang sesuai untuk orang aktif terhadap ion
Pb(II) dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi (R²) yang mendekati
nilai 1 dibandingkan dengan isoterm freundlich (Nafi’ah, 2016).
Besarnya kapasitas adsorpsi dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya panjang kolom, diameter kolom laju air,
konsentrasi awal ion logam, dan pH larutan adsorbat. Pada penentuan laju air
optimum nilai kapasitas adsorpsi berhubungan dengan waktu kontak antara larutan
adsorbat dengan adsorben di mana apabila laju alir semakin besar maka waktu
kontak antara larutan atau ion logam antar adsorben akan semakin berkurang.
Waktu kontak optimum adalah waktu dimana ion logam adsorbat dapat terasopsi secara
efektif oleh adsorben. Kapasitas adsorpsi akan meningkat seiring dengan
peningkatan konsentrasi optimum atau awal dan akan mencapai titik tertinggi
pada nilai konsentrasi optimum dan kemudian nilai kapasitas adsorpsi akan
berkurang seiring dengan peningkatan konsentrasi awal membedakan genetika absorpsi
ion logam pada adsorben menjadi 3 jenis. Jenis pertama yaitu adsorpsi
berlangsung dalam satu tahap cepat kemudian mencapai kesetimbangan. Pada adsorpsi
ini laju desorpsi relatif lambat dan dapat diabaikan. Jenis kedua yaitu
adsorpsi berlangsung lambat kemudian mencapai kesetimbangan, pada adsorpsi ini
laju desorpsi reaksi relatif cepat dan tidak diabaikan. Jenis ketiga adsorpsi
berlangsung secara reversibel atau berlangsung dalam dua tahap-tahap cepat dan
lambat kemudian mencapai kesetimbangan (Simatupang, 2021).
Adsorpsi adalah proses perpindahan
fasa yang banyak digunakan untuk menyisihkan suatu komponen dari fase fluida gas
atau aliran. Adsorpsi dapat juga didefinisikan sebagai akumulasi atau adhesi
molekul fase gas atau cair pada permukaan material padat. Pengertian umum
adsorpsi adalah proses pengayaan spesies kimia dari fase fluida pada permukaan
padatan. Pada pengolahan air, adsorpsi merupakan proses penyisihan zat terlarut
tunggal maupun dalam jumlah banyak. Adsorpsi berbeda-beda dengan absorpsi pada adsorpsi
molekul hanya melalui pada permukaan saja sedangkan pada absorpsi terjadi
pelarutan absorbat ke dalam medium absorben karena itu pada adsorpsi tidak
berlaku persamaan Henry (Setianingsih, 2018).
Karbon aktif (activated carbon)
sering disebut juga arang aktif (activated charcoal/coal), merupakan jenis
karbon yang memiliki pori-pori bervolume kecil (microporosity) sehingga
memiliki luas permukaan yang besar, berfungsi untuk proses adsorpsi atau terjadinya
reaksi kimiawi. Setiap gram karbon aktif memiliki luas permukan sekitar 500 m2,
berdasarkan pengukuran tingkat adsorspi gas nitrogen. Untuk meningkatkan
efisiensi karbon aktif biasanya dengan cara meningkatkan luas permukaannya,
walaupun dapat juga dengan cara ditambahkan senyawa kimia untuk meningkatkan
kemampuan adsorpsi-nya.Pada pH larutan mempengaruhi muatan permukaan adsorben
sebagai atau serta tingkat ionisasi bahan yang ada dalam larutan. Ion hidrogen
dan hidroksi terabsorbsi cukup kuat dan oleh karena itu adsorpsi ion lain dipengaruhi
oleh pH larutan. Pada pH mempengaruhi proses adsorpsi melalui disosiasi
fungsional kelompok pada situs aktif dan adsorben. Pada adsorben dengan
meningkatnya dosis adsorben pewarna adsorpsi hampir tetap konstan. Karena dosis
saat adsorban yang tinggi dapat meningkatkan aglomerasi dosis adsorben titik
yang mempengaruhi luas permukaan adsorpsi. Proses absorpsi adalah eksotermik
dan fakta ini menjelaskan penurunan kapasitas adsorpsi dengan penambahan suhu.
Ini juga dapat dijelaskan atas dasar bahwa kelarutan pewarna meningkat pada
suhu yang lebih tinggi dan interaksi antar adsorben menurun mengakibatkan
penurunan adsorpsi (Ali et al., 2020).
Adapun struktur dari karbon aktif
sebagai berikut:
Sumber: https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/05/13/activated-carbon/
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, F., N. Ali., I. Bibi.,
A. Said., S. Nawaz ., Z. Ali., S. M. Salman., H. M. N. Iqbal dan M. Bilal. 2020. "Adsorption Isotherm
kinetics and Thermodynamic Of Acid Blue and Basic Blue Dyes onto Activated
Charcoal". Case studies in Chemical and Environmental Engineering. Vol.
1(1):1-13.
Nari'ah, R.
2016." kinetika Adsorpsi Pb(II) dengan Adsorben Arang Aktif dari Sabut
Siwalan”. Jurnal Farmasi sains dan Praktis. Vol.1(2): 20-35.
Setianingsih,
T. 2010. karakterisasi Pori dan luas muka Padatan. Malang : UB Press.
Simatupang, L. 2021.
Material Silika Abu Vulkanik Sinabung : Karakteristik dan Aplikasi. Jawa Barat
: Media Sains Indonesia.
Komentar
Posting Komentar